INFORMASI :

Selamat datang di website resmi Desa Redisari, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen,  Untuk menjalani kehidupan yang kreatif, kita harus kehilangan rasa takut untuk berbuat salah... "Tetaplah kreatif, teruslah aktif. Hidup indah dengan berkarya."

PROFIL ADAT ISTIADAT DI DESA REDISARI

PROFIL ADAT ISTIADAT DI DESA REDISARI

Desa Redisari merupakan salah satu  desa yang terletak di Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen yang berbatasan langsung sebelah selatannya dengan Desa Jatijajar Kecamatan Ayah, Sebelah Utara Desa Pringtutul, Sebelah Timur Desa Kalisari dan sebelah Barat dengan Desa Demangsari Kecamatan Ayah. Dengan jumlah penduduk sekitar 4046 jiwa yang merupakan perpaduan antara penduduk asli dan pendatang yang mempunyai latar belakang pendidikan dan  sosial budaya beraneka ragam yang menjadi latar belakang terbentuknya adat istiadat di Desa Redisari. Salah satu adat istiadat yang telah mengakar dan dilestarikan adalah peringatan Tahun Baru Hijriyah atau dalam bahasa jawa disebut dengan Suran. Hal itu disebabkan karena kegiatan tersebut dilaksanakan setiap Bulan Sura. Kegiatan peringatan Tahun Baru Hijriyah atau dalam bahasa jawa disebut dengan Suran merupakan wujud rasa syukur kepada sang pencipta yaitu Alloh Subhanahu Wata'ngala yang telah memberikan umur panjang, kesehatan dan berbagai ni'mat selama setahun yang telah berlalu hingga saat ini. Kegiatan tersebut disii dengan kegiatan pemotongan kambing untuk acara kenduri atau makan bersama antara Pemerintah Desa, Lembaga Desa dan Warga Desa yang menjadikan sarana mempererat hubungan dan menjaga keharmonisan antara Pemerintah Desa dengan warganya. Dilanjutkan dengan pertunjukan kesesenian wayang golek dan wayang kulit semalam suntuk pada malam harinya. Untuk pertunjukan kesesenian wayang golek dan wayang kulit memberdayakan warga Desa Redisari, hal itu dikarenakan disalah satu wilayah di Desa Redisari yaitu di Dukuh Sibadud yang sebagian warganya adalah berlatar belakang seniman khususnya untuk seni wayang kulit dan wayang golek.Di Dukuh tersebut ada warga yang menjadi dalang sebut saja namanya Ki Dalang Sapon yang merupakan dalang legendaris yang menurunkan Ki Dalang Wasino. Ada juga dalang lainnya seperti Ki Dalang Sutijo, Ki Dalang Sutino dan Ki Dalang Wasino dan  Ki Dalang Samijan yang pernah diundang untuk siaran di RRI Purwokerto. Selain itu juga ada yang menjadi sinden, sebut saja sinden Ni Satijem, Ni Tarmi, Ni Eka Rahmawati, dan Ni Kasinem. Untuk nayaga atau penabuh gamelan wayang pun laksanakan oleh sebagian warga Dukuh Sibadud ditambah dari warga desa lain sesama seniman.

Selain adat peringatan Tahun Baru Hijriyah atau dalam bahasa jawa disebut dengan Suran, ada juga adat menyambut Bulan Ramadhan yang dilaksanakan pada Bulan Syaban atau dalam bahasa jawa disebut Bulan Sadran. Adat tersebut  dinamakan nyadaran. Bentuk kegiatan Adat istiadatnya adalah kenduri bersama yang biasanya diadakan di Bulan Sadran. Kenduri diadakan untuk persiapan menyambut datangnya Bulan Ramadhan yang dihadiri oleh warga. Adapun tempatnya ada yang di rumah Kepala Wilayah, atau tokoh masyarakat wilayah setempat.(rumah bapak Sukatno/ Sesepuh desa Redisari)


Download Dokumen Terlampir :

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Kebumen Terkini

Arsip Berita

Data Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2